Bung Karno pernah menceritakan di dalam otobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil," ujar Gaffar dalam Episode 8 Bung Karno Series Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan yang dipandu Kirana Larasati secara virtual, di Jakarta, Selasa.
JAKARTA - Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada UGM Abdul Gaffar Karim menjelaskan mengapa Proklamator RI Bung Karno kerap kali memakai peci hitam."Bung Karno pernah menceritakan di dalam otobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil," kata Gaffar dalam Episode 8 Bung Karno Series Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan yang dipandu Kirana Larasati secara virtual, di Jakarta, Selasa 8/6/2021.Bung Karno yang dikenal sebagai singa podium dan memiliki daya seni, tetapi mengandung kekhasan dalam berpenampilan yang jarang ditilik dia, Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam. Selama menjadi presiden, ada atribut busana unik itu selalu dipakainya bahkan hingga kunjungan kenegaraan ke luar negeri. Gaffar menyebut, peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri. Yang menjadi alasan pemilihan peci sebagai teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu. Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa JugaRiuh Megwati Dianugerahi Gelar Profesor oelh Universitas PertahananDisebut Puji Diri, Ini Cuplikan Tulisan Ilmiah Megawati Klaim Sukses Atasi KrisiAda pula makna sosiologis bahwa Bung Karno seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya."Itu merupakan simbol perlawanan kepada penjajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas," kata Bung Karno sering terlihat di berbagai pertemuan ataupun di foto resmi selalu memakai peci sedikit miring ke Karno yang menyukai tentang filosofi, menggambarkan simbol keberpihakan kepada rakyat sosialis melawan KeabuanSelain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggaan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan itu merupakan kelebihan Bung Karno dalam membangun jiwa kharismatiknya mulai dari seni berpakaian, hal ini penting dalam membangun karakter tokoh yang memiliki jiwa nasionalisme, santun dan berkharismatik."Pecinya selalu sedikit miring ke kiri, menggambarkan keberpihakan Bung Karno kepada rakyat. Bung Karno seorang ideolog, biasa menyampaikan pesan ideologi dengan cara apapun itu. Salah satunya lewat cara berpakaian, dan di sinilah Bung Karno menunjukkan bahwa beliau tidak ingin memihak kepada satu golongan saja," tambah Gaffar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini ugm soekarno Sumber Antara Editor Nancy Junita Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Bahkan kata dia, peristiwa Abu Bakar Ba'asyir mengakui Pancasila dalam sebuah acara sudah terjadi sekitar empat bulan yang lalu. "Sudah sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu," katanya. Keluarga juga berpendapat, munculnya video ini menegaskan sikap Abu Bakar Ba'aasyir selama ini. Ia menyebut, selama ini sebagian kelangan menyalahpahami
loading...Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno. Bung Karno memiliki ciri khas tersendiri dalam tampil di depan publik, salah satunya berpeci hitam. Foto/Ist JAKARTA - Umumnya Bung Karno dikenal sebagai Bapak Proklamator, The Founding Father of Indonesia, Singa Podium, orator ulung ataupun seorang intelektual yang revolusioner. Namun, ada sisi lain dari Presiden Pertama Republik Indonesia yang masih jarang di tilik oleh banyak orang. Sisi lain itu yaitu seni, khususnya dalam berpakaian yang mengiringi kiprahnya dalam memimpin Indonesia. Bung Karno memiliki ciri khas tersendiri dalam tampil di depan publik. Baca juga; Cerita Tentang Pecel Blitar, Bung Karno, dan Revolusi Makanan Rakyat Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam. Ya, selama menjadi presiden, ada atribut busana unik yang dikenakan Bung Karno, yakni peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri. Yang menjadi alasan pemilihan peci sebagai teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu. Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat soal peci sebagai sisi humanis Bung Karno diangkat dalam Episode 8 Bung Karno Series Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan bersama Dr. Abdul Gaffar Karim Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan UGM dipandu oleh host Kirana Larasati."Bung Karno pernah menceritakan di dalam otobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil," kata Gaffar, Rabu 9/6/2021. Baca juga; Luncurkan Buku Bung Karno, Guntur Ingin Kenalkan Sosok Soekarno dengan Cara Sederhana Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu. Ada pula makna sosiologis bahwa Bung Karno seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya."Itu merupakan simbol perlawanan kepada penajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas," lanjut GaffarUniknya, Bung Karno sering terlihat di berbagai pertemuan ataupun di foto resmi selalu memakai peci sedikit miring ke kiri. Bung Karno yang menyukai tentang filosofi, menggambarkan simbol keberpihakan kepada rakyat sosialis melawan penjajahan. Selain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan berdaulat. Hal-hal itu merupakan kelebihan Bung Karno dalam membangun jiwa kharismatiknya mulai dari seni berpakaian, hal ini penting dalam membangun karakter tokoh yang memiliki jiwa nasionalisme, santun dan berkharismatik."Pecinya selalu sedikit miring kekiri, menggambarkan keberpihakan Bung Karno kepada rakyat. Bung Karno seorang ideolog, biasa menyampaikan pesan ideologi dengan cara apapun itu. Salah satunya lewat cara berpakaian, dan di sinilah Bung Karno menunjukkan bahwa beliau tidak ingin memihak kepada satu golongan saja," pungkas Talkshow & Musik’ BKNP PDIP dengan tema besar Bung Karno Series’ hadir setiap hari pada bulan Juni pukul WIB, tayang selama satu bulan penuh, dan dapat diikuti melalui kanal Youtube BKNP PDI Perjuangan, Instagram BKNPusat dan Facebook Badan Kebudayaan Nasional Pusat. wib
PernyataanSyekh Sulaiman tersebut senada dengan perkataan mufti Hadramaut, Sayyid Abdurrahman Ba Alawi dalam karyanya Bughyatul Mustarsyidîn sebagai berikut: Artinya: "Kesunnahan memakai imâmah dapat pula dicapai dengan memakai peci atau sejenisnya." (Sayyid Abdurrahman Ba Alawi, Bughyatul Mustarsyidîn, [Beirut, Dârul Fikr, 1994
Apa sajakah atribut hakim yang wajib dikenakan ketika bersidang di peradilan tingkat pertama?Perlu diketahui, mengenakan atribut dalam persidangan perkara perdata hukum acara perdata diatur dalam Reglemen Indonesia yang Diperbaharui “HIR”, sedangkan persidangan perkara pidana hukum acara pidana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana “KUHAP”. Aturan mengenai kewajiban untuk memakai pakaian sidang toga dalam sidang pidana bagi hakim, jaksa, penasihat hukum advokat, dan panitera ini diatur dalam Pasal 230 ayat 2 KUHAP yang berbunyi“Dalam ruang sidang, hakim, penuntut umum, penasihat hukum dan panitera mengenakan pakaian sidang dan atribut masing-masing.”Lebih lanjut pengaturan mengenai pemakaian atribut hakim ini dapat kita lihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana “PP 27/1983” sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara saja atribut hakim itu? Untuk menjawabnya, kita mengacu pada Pasal 4 PP 27/1983 yang berbunyi1 Selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan, hakim, penuntut umum, panitera dan penasihat hukum, menggunakan pakaian sebagaimana diatur dalam pasal ini;2 Pakaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 bagi hakim, penuntut umum dan penasihat hukum adalah toga berwarna hitam, dengan lengan lebar, simare dan bef dengan atau tanpa peci hitam;3 Perbedaan toga bagi hakim, penuntut umum, dan penasihat hukum adalah dalam ukuran dan warna dari simare dan bef;4 Pakaian bagi panitera dalam persidangan adalah jas berwarna hitam, kemeja putih dan dasi hitam;5 Hal yang berhubungan dengan ukuran dan warna dari simare dan bef sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 serta kelengkapan pakaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 diatur lebih lanjut oleh Menteri;6 Selain memakai pakaian sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 hakim dan penuntut umum memakai atribut;7 Atribut sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 diatur lebih lanjut oleh ketentuan di atas dapat kita ketahui bahwa atribut hakim itu meliputi toga berwarna hitam dengan lengan lebar, simare, dan bef dengan atau tanpa peci hitam. Lebih lanjut, Pasal 5 PP 27/1983 mengatakan bahwa ketentuan mengenai pakaian dan atribut dalam sidang bagi hakim agung dan panitera pada Mahkamah Agung, diatur tersendiri oleh Mahkamah kewajiban hakim untuk mengenakan toga dalam setiap sidang pengadilan salah satunya diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 6 Tahun 1966 tentang Pemakaian Toga Dalam Sidang. Di dalam surat edaran yang ditujukan bagi hakim pada pengadilan tinggi dan pengadilan negeri, para hakim diinstruksikan mengenakan toga dalam sidang-sidang pengadilan untuk menambah suasana khidmat sidang pengadilan. Lebih khusus lagi, pengaturan mengenai atribut hakim ini dapat kita jumpai dalam Peraturan Menteri Kehakiman Nomor Tahun 1983 tentang Pakaian, Atribut Pejabat Peradilan dan Penasehat Hukum “Permen Kehakiman Pasal 1 Permen Kehakiman selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan, hakim, penuntut umum, dan penasehat hukum memakai toga berwarna hitam dengan lengan lebar, simare dan bef, dengan atau tanpa adalah ketentuan-ketentuan atribut yang wajib dikenakan hakim saat bersidang sebagaimana yang kami sarikan dari Permen Kehakiman Toga adalah mantel panjang dan lebar, dengan lengan lebar diberi lipatan pada pangkal lengan dan kerah Simare dibuat dari kain beludru atau Bef dibuat dari kain baptis Toga bagi hakim pengadilan negeri dan pengadilan tinggi, pada pangkal lengan diberi lipatan 8 buah dan kancing 17 buah serta diberi kaitan pada bahu untuk memasang kalung Bef bagi hakim pengadilan negeri dan pengadilan tinggi berukuran 25 5/15 dan Untuk sidang biasa, hakim pria memakai celana panjang harian dengan sepatu dan kaos kaki hitam. Bagi hakim wanita memakai rok harian dengan sepatu hitam tertutup tanpa kaos Selain toga, hakim dalam persidangan memakai lencana yang dilekatkan pada dada sebelah tambahan informasi untuk Anda, untuk keperluan acara seperti penyumpahan Ketua, Anggota DPR atau DPRD, pelantikan ketua, wakil ketua, dan hakim anggota pengadilan negeri atau pengadilan tinggi, selain toga, hakim memakai kalung jabatan, celana hitam dan peci hitam dari beludru, sedang bagi hakim wanita memakai rok hitam tanpa peci. Demikian yang diatur dalam Pasal 10 Permen Kehakiman prinsipnya hakim wajib memakai toga di setiap sidang-sidang pengadilan, tidak hanya pengadilan pada tingkat pertama saja seperti yang Anda jawaban dari kami, semoga hukum1. Reglemen Indonesia yang Diperbaharui HIR;2. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;4. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor Tahun 1983 tentang Pakaian, Atribut Pejabat Peradilan dan Penasehat Hukum.
BincangSyariahCom - Ketika melaksanakan shalat, masyarakat muslim Nusantara tidak menggunakan surban sebagai penutup kepala.Mereka umumnya menggunakan peci atau songkok saat shalat, kadang peci berwarna hitam, putih dan warna lainnya. Apakah kesunnahan memakai peci atau songkok sama dengan kesunnahan memakai surban saat shalat?. Ketika kita melaksanakan shalat, kita dianjurkan untuk menutup
Peci atau banyak juga yang menyebutnya dengan nama songkok adalah tutup kepala yang awalnya hanya dikenakan oleh pria muslim. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan sejak dipopulerkan oleh Presiden Sukarno, peci seperti menjadi ikon pakaian resmi. Seperti yang bisa kita lihat dalam acara-acara resmi kenegaraan seperti pelantikan kabinet, para pejabat memakai setelan jas dan peci. Tetapi apakah selama ini kita pernah berpikir bahwa ada filosofi tertentu dibalik pemakaian peci tersebut. Mengapa orang Indonesia umumnya memilih peci hitam dengan bahan beludru untuk dikenakan. Mengapa peci jenis itu juga yang digunakan untuk melengkapi penampilan dalam acara formal. Bukankah sebenarnya masih banyak jenis peci lainnya yang bisa dipakai juga. Semua itu memang tidak bisa dilepaskan dari adanya filosofi yang berkaitan dengan peci hitam tersebut. Apa saja filosofi yang terkandung dalam pemakaian peci hitam tersebut? Semua akan dijelaskan di bawah ini. Filosofi Peci Hitam Menurut Bahasa Kopiah Peci disebut juga dengan kopiah yang berasal dari kata kafiya, artinya adalah penutup kepala dalam bahasa Arab. Sedangkan kopiah sendiri diartikan oleh orang Indonesia dengan definisi tersendiri. Filosofi dari kopiah adalah kosong sepi ibadah. Maksud kosong sepi ibadah adalah mengosongkan hati dari segala bentuk angkara murka dan maksiat serta menepi dari keramaian untuk beribadah. Sehingga bisa juga diartikan bahwa orang yang sedang memakai kopiah peci seharusnya melakukan ibadah mendekatkan diri pada Tuhan. Filosofi dari kopiah tersebut bisa juga diartikan sebagai kopiah melambangkan orang yang rajin serta taat melakukan ibadah. Songkok Selain peci nama lain yang sering digunakan untuk menyebutnya adalah songkok. Istilah songkok juga memiliki filososfi tersendiri yaitu kosong mbongkok. Artinya kurang lebih adalah mengosongkan hati dari sifat sombong dan mbongkok atau menunduk di hadapan Tuhan. Bisa juga diartikan bahwa orang yang sering memakai songkok diharapkan menjadi orang yang rendah hati dan selalu tunduk pada Tuhan. Peci Istilah yang paling umum digunakan memang peci untuk menyebut tutup kepala berwarna hitam tersebut. Peci sendiri diartikan sebagai sampe atau sampai suci. Itu adalah penggambaran bahwa orang yang memakai peci diharapkan mereka yang selalu menjaga kesucian hatinya. Sucinya hati tersebut didapatkannya dari ibadah yang selalu dia lakukan. Peci Tinggi Hitam Selain peci hitam yang biasa dipakai dalam acara-acara keagamaan ataupun kenegaraan seperti yang kita kenal, ada juga peci hitam tinggi. Sesuai namanya maka peci ini sebenarnya mirip dengan peci biasa hanya saja modelnya tinggi atau lancip. Peci hitam yang tinggi inipun juga memiliki filosofi tersendiri yang bermakna positif. Peci hitam model ini biasanya memiliki tinggi mencapai 14cm. Sedangkan filosofinya adalah menjangkau kedudukan Tuhan yang tinggi. Untuk bisa menjangkau kedudukan Tuhan tersebut maka seseorang harus meningkatkan derajat ibadahnya. Selain itu orang juga harus menjaga sikapnya, selalu berada di jalan lurus serta selalu menaati syariat agama yang sudah ditetapkan. Itulah beberapa filosofi atau nilai yang terkandung di balik pemakaian peci hitam seperti yang sering kita lihat sekarang. Sebenarnya peci hitam sendiri juga melambangkan sesuatu yang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Peci kini tersedia banyak di toko ataupun di situs-situs belanja fashion online di internet. Memakai peci sekaligus mengingat sejarah bangsa ini. Peci Sebagai Bagian dari Sejarah Simbol Nasionalisme Bung Karno mengenakan peci saat melakukan perlawanan kepada penjajah yaitu Belanda saat itu. Bung Karno juga tetap menggunakan peci ketika diadili oleh pemerintah Belanda di masa itu. Saat berumur 20 tahun, Bung Karno menyerukan kepada para pemuda pribumi untuk memakai peci sebagai simbol nasionalisme. Tidak mengherankan jika hingga sekarang pemakaian peci dengan bahan beludru hitam menjadi bagian dari baju resmi. Peci beludru hitam dipakai sebagai pelengkap pakaian nasional yaitu jas. Simbol Kecerdasan atau Cendekiawan Selain dijadikan sebagai simbol nasionalisme, peci hitam juga mewakili orang dengan kecerdasan tinggi. Contohnya adalah Ki Hajar Dewantara. Bapak Pendidikan Nasional tersebut sejak dulu memang memakai peci dalam kesehariannya. Bahkan saat sedang menjalani masa pengasingan di Belanda, beliau tetap mengenakan peci. Selanjutnya ada tokoh bangsa lainnya yang mengganti blangkon dengan peci, yaitu HOS Cokroaminoto. Beliau mengganti blangkon yang identik dengan suku Jawa serta menggantinya dengan memakai peci. Kemudian ada Haji Agus Salim yang berasal dari Padang. Awalnya menurut sejarah penampilan H. Agus Salim memiliki gaya berpakaian ala Barat tetapi belakangan beliau memakai peci seperti pada foto yang sering kita lihat.
Songkokhitam, peci hitam pakaian bangsa kita ini bukanlah ciri khas Ahlul BID'AH dan kita tidak bisa mengatakan bahwa setiap yang memakai [peci ini] itu ahlul bid'ah, maka dari itu saya tekankan dan katakan diantara kaidah tasyabuh yang diharamkan adalah menyerupai cirri khas, maka kalau bukan ciri khas maka itu bukan tasyabuh, makanya tadi
Blog Sejarah Jumat, 11 Juni 2021 - 1342 WIB VIVA – Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada UGM, Abdul Gaffar Karim menjelaskan alasan Presiden Pertama RI, Soekarno, sering memakai peci hitam."Bung Karno pernah menceritakan di dalam otobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil," kata Gaffar, dikutip dari Antara, Rabu 9/6/2021. Gaffar mengatakan bahwa penampilan Bung Karno memang khas dan menonjolkan sifatnya sebagai "singa podium". Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci menjadi presiden, atribut busana unik itu selalu dipakainya bahkan hingga kunjungan kenegaraan ke luar negeri. Bukan tanpa alasan, ternyata ada filosofi tersendiri dari peci hitam Bung Karno, peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu. Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu. "Itu merupakan simbol perlawanan kepada penjajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas," kata berbagai pertemuan, Bung Karno memakai pecinya sedikit miring ke kiri. Hal ini menggambarkan pandangannya yang berpihak kepada rakyat sosialis melawan penjajahan. Halaman Selanjutnya Selain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggaan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan berdaulat.
PerbedaanKopiah Hitam, Putih, dan Bermotif dalam Penggunaannya Sehari-hari. oleh Erfransdo. 19 Desember 2021. 0. A A. Dalam KBBI, kopiah mempunyai arti peci yang biasa dipakai orang Islam waktu salat. Sementara itu, kopiah juga mempunyai arti lain yaitu sejenis topi tradisional bagi orang Melayu yang biasa juga disebut dengan songkok.
Home » Lifestyle » Hukum sholat berjamaah makmum pakai peci hitam dan imam kopyah hitam
Tag hukum memakai peci. Kajian Islam. Hukum Memakai Peci atau Penutup Kepala Dalam Syariat Islam. Arif Rahman Hakim 25/09/2019 0. Peci atau songkok dan sarung memang seakan sudah menjadi ciri khas orang muslim laki-laki di Trending Topic. Kemenag Terbitkan KMA Kuota Haji 1443 H, Ini Sebaran dan Ketentuannya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Peci Hitam adalah sebuah IDENTITAS Indonesia yang sudah dikenal bangsa2 lain diduniaPeci Hitam melambangkan religiusitas bangsa Indonesia, melambangkan identitas sebagai bangsa MelayuPresiden Soekarno, Soeharto, BJ Habiebie, Gusdur, hingga SBY selalu mengenakan Peci Hitam saat acara formal..Akan sangat membanggakan jika "budaya" memakai Peci Hitam itu selalu digalakkanWahai pemimpin dan calon pemimpin negeri ini, banggalah memakai Peci Hitam sebagai identitas IndonesiaKami akan sangat respek kepada anda yang selalu memakai Peci Hitam dalam setiap acara kenegaraan baik formal maupun non formal..rasanya sejuk dipandang, berwibawa dan mencirikan keIndonesiaanMaka, ber "Peci Hitam" lah Indonesia Lihat Kebijakan Selengkapnya
. outme1904z.pages.dev/34outme1904z.pages.dev/367outme1904z.pages.dev/169outme1904z.pages.dev/261outme1904z.pages.dev/364outme1904z.pages.dev/17outme1904z.pages.dev/322outme1904z.pages.dev/103outme1904z.pages.dev/339
hukum memakai peci hitam